Header Ads

Cerita Dewasa Dengan Suster Imut

Cerita Dewasa Dengan Suster, cerita suster nakal, cerita making love, cerita cewe sange, cerita hot bikin sange, cerita mesum suster, cerita mesum di rumah 2017


Cerita Dewasa Dengan Suster Imut

Cerita Dewasa Dengan Suster | Malam hari aku menggunakan sepeda motor mencari apotek karena Andri, teman sebelah kamarku terkena alergi yg cukup parah. Alhasil, sekarang aku yg kebingungan mencarikan obat untuknya.

Waktu itu jalanan udah sangat sepi, mungkin beberapa jam lagi akan tiba waktu subuh. Untungnya masih bisa kutemukan apotek 24 jam yg letaknya gak jauh dari tempat kost ku.

Ku parkirkan motorku dan bergegas memasuki apotek. Hanya ada 1 orang yang berjaga, Perawat wanita dengan wajah yang cukup manis.

“Malam Mas. Ada yg bisa dibantu?” Tanya mbak penjaga apotek tersebut.

“Ini Suster, saya cari obat ini...” Jawabku sambil memberikan kertas kecil yg berisikan nama obat temanku.

“Sebentar Mas, aku lihat dulu ya.” Balas Suster it

Aku yg masih gak konsen mengumpulkan nafas sambil melihat-lihat obat yg ada di etalase apotek. Karena haus, aku lantas mengambil air mineral yg ada di dalam kulkas disamping etalase obat tersebut.

Mbak penjaga apotek pun kembali dari ruangan belakang.

“Yah Mas. obat ini stoknya sudah habis sih. Stok masih ada di apotek cabang kami yg di sebelah sana mas.” Jelas Suster tersebut.

“Duh, di sana itu dimana Suster? Gak bisa diambilin atau dianterin aja gitu, Sus? Aku udah  kecapekan nih..." Pintaku

“Hmmm... sebentar aku coba tanya apa ada penjaga di apotek sana yang bisa mengantarkan ya mas...” Balasnya sambil kembali berlalu masuk.

Aku pun kembali menghabiskan minumku dan duduk di bangku tunggu yg tersedia.

Suster tersebut keluar lagi menghampiriku. “Mas, syukurlah ada penjaganya, tapi ia sedang mengantarkan obat terlebih dahulu.

Paling sekitar 20 menit lagi sampai ke sini. Gimana?"

“Iya gpp deh Sus, aku tunggu aja..."

Suster tersebut pun mengangguk sambil melemparkan senyum manisnya. Aku lantas menelpon di luar apotek untuk mengabarkan Andri perihal obat yg masih harus menunggu tersebut. Sepertinya keadaan Andri sudah membaik dari sebelumnya, jadi ia ngak masalah bila harus menunggu sedikit lebih lama.

Selesai menelepon pun aku kembali masuk. Suster teesebut duduk ditempatnya sambil memerhatikanku yang terlihat bosan, melihat-lihat jejeran obat di etalase di depannya.

“Ohya, Suster namanya siapa?” Tanyaku sok berani

“Nadin Mas. Kalau mas apa?” tanya nya balik

“Aku Berto. Jangan panggil mas lah, panggil Berto aja karena kita sempantaran hehehe” candaku

Nadin pun tertawa kecil sambil memalingkan mukanya melihat keluar jendela.

“Cari obat alergi untuk siapa memangnya, Ber?” Tanya Nadin.

“Buat teman aku sih yang di kosan, tadi sore dia makan seafood. Sekarang badannya bentol segede tangan kamu deh...” Jawabku setengah bercanda, Nadin pun cekikan mendengar ceritaku.

Aku yang ngak bisa diam, mondar mandir sambil menggu datangnya obat. sampai aku berhenti di depan tumpukan kondom yang dijual di apotek tersebut.

Ku perhatikan seksama berbagai macam kondom yg ada, dari yang berwarna merah, hijau, sampai biru.

“Lihat-lihat, emang mau beli ya Ber?” Tanya Nadin menggoda ku

Aku pun sedikit kaget, karena tidak sadar aku bengong memerhatikan kondom yang ada.

“Hahaha, engak sih. Masa main sama cewek pake kondom...” Jawabku nakal.

Jawabanku ternyata membuat Nadin tertawa.

“Kalau gitu cari dong lawannya Ber” Respon balasan dari Nadin
.
“Iya sih, sama kamu aja gimana hehe?”

“Iiihh ngak dehh...” Kata Nadin, intonasi nadanya ngak terdegar perlawanan, hanya seperti bercanda saja.

“Hahaha... ya maaf deh. Emangnya gak bocor pake kondom ya?” Aku pura-pura bertanya untuk memancing Nadin.

“Ya engak dong, biar tipis tapi tetap kuat. Asal buka bungkusnya jangan pakai gunting. Kalau itu sih pasti bocor. Hahaha” balas Nadin

“Hahaha... iya benar juga sih. Terus bagusan yang mana dong?” lagi-lagi pertanyaanku berusaha untuk memancing Nadin.

“Nih yang biru aja, sekalian ada obat kuatnya juga, biar gak gampang loyo...” Jawab Nadin sambil mengeluarkan kondom dengan kotak berwarna biru.

“Ah aku sih ngak pakai obat kuat juga udah kuat kok” Bela diriku.

“Hahaha terserah deh, atau ngak yang merah aja nih, lebih tipis, pasti lebih berasa dagingnya" katanya

“Waahh... masa ia Sus, kenapa ngak kamu buktiin sendiri aja?” Pertanyaanku semakin spesifik untuk mengajak Nadin tidur bersama ku. Namun Nandin hanya membalas senyuman saja.

“Hihih, aku ganti shift jam 5 nanti Ber. Sekitar 1 jam lagi...” ucap Nadin penuh makna sambil mengedipkan matanya.

Barengan dengan dia mengedipkan mata kepadaku. Terdengar pula suara motor di depan apotek tersebut, ternyata obatnya udah sampai. Langsung Nadin mengambilkan obat untukku dan membungkusnya ke dalam plastik.

“Itu yang merah jangan lupa ya Nadin” Ucapku pada Nadin, ia lalu memandangku penuh arti dengan senyumnya yg cukup nakal.

Setelah selesai membayar, aku pun bergegas kembali ke kosanku. Ku berikan obat kepada Andri dan aku keluarkan kondom yg ada didalam plastik tersebut. Saat ku perhatikan, ternyata Nadin menuliskan nomer teleponnya dibalik kertas.

Segera aku sms nomor HP dia...!!!

“Kalau udah mau pulang, kabari ya Nadin. Aku rapihin kasur dulu nih hehehe..." Tulisku singkat sambil merapihkan kamar. Entahlah, padahal belum tentu juga Nadin serius menanggapiku" pikirku dalam hati

Tidak lama, ponselku bergetar dan ku lihat ada satu pesan masuk dari Nadin.

“Oke sayang ^_^...” begitu balas Nadin. Dengan emoticon senyum membuatku semakin bersemangat.

Ku lihat jam, dari apa yang Nadin katakan sewaktu di apotek tersebut, masih ada 30 menit lagi sampai jadwal shiftnya selesai. Aku hanya menunggu sambil duduk di pinggir kasur. Ku perhatikan kondom yg ku beli di apotek barusan.

“Tipis, transparan, oke lah lumayan ini untum menjelajahi mekinya Nadin nanti" batinku dalam hati berkata sambil memegangi kondom tersebut.

10 menit kemudian Nadin kembali mengirimkan pesan kepadaku.

“Kamu berangkat sekarang aja, aku lagi siap-siap mau pulang nih...” Isi pesan tersebut.

Dengan senangnya, nafsuku membara dan menggelora. Langsung tancap gas ke apotek tempat kerja Nadin.

Tidak sampai beberapa menit, aku udah kembali ke tempat apotek Nadin. Ku lihat ia sudah berdiri menungguku dari sebrang jalan. Aku panggil dia" Nadin... Sini...!!! ucapku melambaikan tangan.

“Lama ya nunggunya...?” Tanyaku pada Nadin. tapi ia hanya menggelengkan kepala.

“Mau kemana kita?” Tanya Nadin padaku.

“Kemana ya...? Hmmmm... Sarapan dulu yuk?”

“Engak ah, udah makan tadi di apotek. Aku capek Sih, gimana kalau kita langsung pulang aja yuk...”

“Ha. Pulang...? Ke rumah kamu, apa ke kosan aku...?” Tanyaku menyelidik.

“ke kosan kamu juga gpp deh Ber” Jawab Nadin sambil mencubit kecil pinggangku.

Aku hanya meringis ke sakitan dikit, namun tidak protes apa-apa. Aku merasa senang, senang sekali karena Nadin benar-benar mau ikut ke kosanku.

Ku jalankan motor itu pelan agar dingin tidak terlalu menusuk tulang kami. Nadin sendiri udah memelukku dari belakang sejak awal ia naik ke atas motor. Terasa betul kedua belah dadanya yg montok menempel dipunggungku.

Tak lama kemudian sampailah kami berdua di kosanku. Ku parkirkan motor, dan aku tuntun Nadin menuju kamarku. Ku lihat kamar Andri pun sudah tidak menyala lagi lampunya, sebab hari akan berganti dengan langit yg udah memerah dikejauhan tanda sebentar lagi matahari akan terbit.

Ku persilahkan Nadin masuk ke kamarku. Begitu pintu ku tutup, Nadin yang sedang berjalan ke arah kasur segera ku peluk dari belakang dengan tanganku yg langsung meraba payudaranya.

“Hmm... aku udah gak tahan banget dari tadi tau Din...” Bisikku pelan-pelan.

Cerita Dewasa Dengan Suster
Sponsor : Jika ingin taruhan online seperti permainan Poker | Domino | Capsa | Blackjack | Togel | Casino | Sabung Ayam | Bola.
agen poker online terpercaya di indonesia
Cerita Dewasa Dengan Suster

Nadin langsung meletakan tangannya diatas tanganku yg sibuk dengan payudaranya yg lumayan besar tersebut. Desahan pelan terdengar dari mulut Nadin yg mungil karena ada rasa geli di lehernya berkat sapuan lidahku.

“Uuuuuhhh... nakal ya kamu Ber hmmm... Sshhhh...” Rintihan Nadin terdengar kembali.

Aku mencoba membuka bajunya, satu persatu ku buka kancing seragam Nadin dan ku tanggalkan pula tali BH nya.

Kupingku yang berada tepat disamping bibir Nadin, bisa dengan jelas mendengar berat nafas dan rintihan kecil kala aku memasukan kedua tanganku menyusupi celana dalam Nadin. Terasa ada sedikit bulu halus dipangkal pahanya.

“Buka aja deh Ber biar gampang...” Pinta Nadin.

Aku mengikuti petunjuknya, aku buka seluruh celana dalamnya. Lalu aku balikan posisi Nadin agar menghadap ke arahku dan ku dorong tubuhnya agar tertidur di ranjang berama diriku.

Ku buka lebar-lebar kaki Nadin, ku lihat vaginanya yg bersih dan terawat dengan bulu kemaluan tercukur rapih. Apalagi vaginanya masih berwarna kemerahan yang sedikit basah. Ku jilati bibir vaginanya, ku gigit-gigit pelan klitorisnya dan ku masukan jariku untuk menambah kenikmatan Nadin.

“Aahhh Ber... Ooouuhhhh... Hmmmm...” Teriak Nadin terangsang

Ku tambah rangsangan untuk Nadin dengan meremas payudaranya dengan satu tanganku saat tanganku yang lain sibuk mengocok lubang kewanitaannya dan lidahku ngak ingin melepaskan klitorisnya yang sekarang semakin mengembang, membesar dan basah.

Beberapa kali Nadin menaikan pinggulnya tanda dia akan segera mencapai puncaknya orgasme. Dan benar saja, Nadin meremas dan menjambak rambutku dengan kencang.

“Aaaah Ber... Arrgghhhh... Arrrggghhhh... aku udah keluar Ber...” ucap Nadin

Kulihat cairan bening mengalir dari dalam vaginanya. Nadin ngos-ngosan dengan tubuh yang bercucuran keringat.

Aku pun langsung naik ke atas tubuh Nadin, mulai menciumi bibirnya, payudaranya, perutnya dan terakhir cium vaginanya.

“Enak gak?” tanyaku

Nadin mengangguk dengan senyum manja. Tangannya segera meraba penisku dan langsung menuntun ke lubang mekinya. Meski Nadin sudah telanjang bulat, namun aku masih rapih dengan hanya menurunkan celana panjangku saja agar penisku keluar sedikit.

“Mana yang merah merah tadi Ber?” Tanya Nadin tentang kondom yg aku beli tadi ditempatnya.

Aku pun segera mengambil kondom tersebut.

“Nih...” Ujarku.

Nadin pun mengambilnya. “Nih cara buka dan makenya, aku ajarin ya buat kamu” Kata Nadin menggurui, aku hanya tertawa melihat tingkah dan mendengar perkataannya.

Dengan pelan-pelan ia membuka bungkus kondom, dan penuh ketelatenan ia memasangkannya ke penisku.

“Tuh, kalau masangnya bener, kondom tipis ini gak akan robek kok...” Jelas Nadin.

“Iya, kakak suster, terima kasih ya sudah mengajarkan aku hahahaha...” Kataku bercanda sambil menindih tubuh Nadin dari atas.

Kaki Nadin pun sudah bersiap-siap membuka, lalu ku arahkan penisku ke lubang vaginanya. gesekkan pertama membuat Nadin bergetar, lalu gesekan kedua expresinya santai saja.

Dengan sekali hentakan, ku masukan penisku seluruhnya ke dalam vagina Nadin. Mata Nadin pun terbelak saat penisku ini mencapai ujung vaginanya.

“Awwww.... Shhhh.... Arrrrrgghhhh... !” Teriak Nadin panjang.

Aku tidak memedulikan jeritan itu dan langsung menggenjot vagina Nadin lagi dengan penuh hawa nafsu.

Tubuh Nadin yang montok dihadapanku ini bergoyang dengan seiringanya irama genjotanku. Apalagi payudaranya yg naik turun tampak begitu menggairahkan. Aku pun meremas keduannya saat pinggangku secara otomatis memompa isi dalam vaginanya.

“Uuuhhh.. Uuuhh.. Uuhhh... ! semangat suara Nadin terdengar

Nadin tampaknya puas dengan apa yang aku lakukan. Kepalanya mengadah ke langit-langit atau atap, dengan mata terpejam dan mulut terbuka. Sesekali ia menggigit bibirnya sendiri. Sungguh expresi rangsangan yang sangat luar biasa ini" pikirku dalam hati.

Aku juga melihat dengan jelas bagaimana gagahnya penisku menghajar lubang ke intiman Nadin. dan juga merobek-robek bulu halus di vaginanya.

Tetapi genjotanku semakin lama semakin santai, sebab aku udah mulai merasakan orgasme.

“Uuhhh... Hmmm... sebentar lagi sayang, aku udah mau keluarr nih” Bisikku ke telinga Nadin.

Ia hanya berdiam, menikmati saat-saat terakhir penisku bergerak.

Crooot... Crooot... Crooot... !!! Penisku pun memuntahkan banyak sperma didalam kondom yg bersarang didalam vaginanya.

Kali ini tubuhku yg kecapekan jatuh di samping Nadin yang sedang tiduran tanpa busana itu. Membaringkan diri disampingnya memberikan aku kesempatan menciumi lagi bibirnya yang sangat imut..

Ku lihat wajah Nadin, ia sangat cantik, sungguh menggugah nafsu birahi bila melihat wanita seperti ini" ucapku dalam hati

Setelah kami ke capekan, maka kami berdua tertidur pulas. Untungnya aku bangunkan dia di siang hari untuk mengajak makan siang di lokasi rumah makan dekat kostanku.

Berdua keluar menggunakan motor untuk mencari makan siang, ternyata membuat hubungan kami semakin erat dan romantis. Hingga akhirnya kami berdua resmi menjadi pacaran.

Baca juga kumpulan cerita dewasa dengan suster lainnya untuk hiburan berkhayal bagi para pencinta cerita sex paling terupdate.

Rekomenasi : Cerita Dewasa Dengan Suster

Kumpulan Kategory : Cerita Dewasa Dengan Suster, cerita suster nakal, cerita making love, cerita cewe sange, cerita hot bikin sange, cerita mesum suster, cerita mesum di rumah 2017

No comments:

Powered by Blogger.