Cerita Sex Dengan Suster Cantik Dan Montok
Cerita Sex Dengan Suster, cerita sex di rumah sakit, cerita dewasa suster, cerita ngentot suster, cerita seks perawat, cerita suster sange, terbaru 2017
Cerita Sex Dengan Suster | Waktu itu aku terkena penyakit DBD. Maka pagi hari setelah bangun tidur, aku merasa pusing sekali, dan pegal-pegal di sekujur tubuh. Padahal kemarin siang, aku masih bisa mengemudikan mobilku seperti biasa, tanpa ada gangguan apa-apa.
Karena kondisi tubuhku semakin memburuk, akhirnya aku putuskan pergi ke rumah sakit terkenal di Jakarta. Ketika aku periksa darah di laboratorium klinik di rumah sakit tersebut, ternyata hasilnya trombosit-ku turun jauh menjadi hampir separuh trombosit yg normal.
Akhirnya, karena aku ngak mau menanggung resiko, sore itu juga aku terpaksa harus rawat inap alias diopname di rumah sakit tersebut.
Aku mendapat kamar di kelas 1. Itu pun satu-satunya kamar yg masih tersedia di rumah sakit tersebut. Sebab Kamar-kamar lainnya udah penuh terisi pasien, yang sebagian besar di antaranya juga menderita DBD sepertiku. Sepertinya bulan ini lagi musim DBD deh" pikirku dalam hati
Akhirnya, aku menghabiskan malam itu berbaring di rumah sakit. Perasaanku bosan sekali. Padahal aku baru beberapa jam saja di sini. Tapi untung aja, suster yang menemaniku senang sekali ngajak ngobrol. Jadi tidak terasa, tau-tau jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam.
Di samping mataku udah mengantuk, lalu aku mulai istirahat dan segera tidur. Saking nyenyaknya tidur, aku terkejut pada saat dibangunkan oleh seorang suster.
Gila...! Suster yg satu ini cantik sekali, berbeda dengan suster yang menemaniku ngobrol tadi. Apalagi tubuhnya seksi dan berisi. Awalnya aku ngak percaya kalau yg di depanku itu suster. aku sempat membaca name tag di dadanya bernama Gina.
“Mas... udah pagi, waktunya bangun” kata Suster Gina.
“Hmmmmm... dengan sedikit rasa segan akhirnya aku bangun juga sekalipun mata masih terasa berat.
“Sekarang udah tiba saatnya mandi, Mas” tambah Suster Gina
“Ouh ya. Suster, pinjamin aku handuknya dong”
“Lho, kan Mas belum boleh bangun dulu dari tempat tidur kata dokter” ucap dokter itu heran
“Jadi gimana saya mau mandi sus...?”
“Mas tenang saja di situ, biar aku yang mandiin” sambung suster yang cantik itu.
Mendengar ucapan itu, aku menjadi terheran-heran. Sebab baru pertama kali aku dengar di rumah sakit akan di mandiin oleh dokter, atau mungkin ini cuma hanya akal-akalan dia saja ya" pikirku
Setelah menutup tirai putih yg mengelilingi tempat tidurku, Suster Gina membawa baskom plastik berisi air hangat.
“Oke, sekarang Mas buka kaosnya ya” kata Suster Gina lagi sambil membantuku melepaskan kaos yg aku pakai tanpa mengganggu selang infus yang terhubung ke pergelangan tanganku.
Dengan semacam sarung tangan yg terbuat dari bahan handuk, Suster Gina mulai mengusap-ngusap tubuhku dengan air hangat yang dibawamya tadi.
Aaahh.... terasa mantap sekali menjalari tubuhku saat tangannya yg lembut memegang dadaku. Ketika tangan Suster Gina turun sedikit ke perutku, aku merasakan gerakan di selangkanganku.
Astaga...! Ternyata batang kemaluanku menegang...! Aku sudah takut aja kalau-kalau Suster Gina melihat hal ini.
Tetapi uuh... untung saja, tampaknya dia tidak mengetahui itu.
Rupanya dari sentuhan tangannya, aku mulai terangsang karena sapuan tangan Suster Gina yang sangat lembut. Beberapa menit kemudian, Akhirnya kenikmatan itu pun usai sudah. Suster Gina mengeringkan tubuhku dengan handuk.
“Nah, sekarang coba Mas buka celananya. aku mau bersihin kaki Mas, tapi pakai sempak kan...?” ucap suster Gina
“iya sih pakai, tapi aku kan malu juga Sus...”aku mencoba membantahnya.
"Gpp kok Mas. Jangan malu-malu. Aku udah biasa mandiin pasien kayak gini. Ngk cowo, ngak cewk, semuanya sama aja” balas Suster Gina.
Akhirnya dengan ditutupi hanya selembar sempak, aku melepaskan celana yang aku pakai. Ini membuat batang kemaluanku tampak semakin menonjol. Kacaunya lagi, aku melihat perubahan di wajah Suster Gina melihat tonjolan penisku itu.
Wajahku jadi memerah dibuatnya. Suster Gina juga kelihatannya tertegun menyaksikan ketegangan batang kemaluanku yang semakin lama semakin parah. Aku menjadi bertambah salah tingkah, sampai-sampai Suster Gina memberikan senyuman manisnya supaya aku tidak panik.
Mula-mula ia mengusap-ngusap bagian kakiku yang terus di lanjutkan mengusap bagian pahaku. Usapannya juga terkadang menyenggol batang kemaluanku yang otomatis aja bertambah mengeras.
Aku mulai menggerinjal-gerinjal saat Suster Gina mulai menggesek-gesekkan tangannya yg halus naik turun di sekujur batang kejantananku. Makin lama makin cepat. Sementara mataku membelalak seperti kerasukan setan.
Batang kemaluanku yg memang berukuran cukup panjang dan cukup besar diameternya masih dipermainkan Suster Gina dengan tangannya.
Akibat nafsu yg mulai menggerayangiku, tanganku menggapai-gapai ke arah dada Suster Gina. Seperti mengetahui apa maksudku, Suster Gina mendekatkan dadanya ke tanganku.
Ouuuh...! terasa nikmatnya tanganku meremas-remas payudara Suster Gina yg lembut dan kenyal itu. Memang, payudaranya berukuran kecil, tapi masih OKE dan KECANG. Dijamin bagaimanapun kecilnya, tetap saja membangkitkan nafsu birahi yang menjamahnya.
Cerita Sex Dengan Suster
Sementara itu Suster Gina dengan tubuh yg sedikit bergetar karena remasan-remasan tanganku pada payudaranya, masih asyik mengocok-ngocok kemaluanku.
Sampai akhirnya aku merasakan hampir klimaks. Air maniku, yang sedikit lagi udah hampir tersembur keluar. Dengan sengaja Suster Gina menghentikan permainannya.
Aku menarik nafas, sedikit jengkel akibat klimaksku yg menjadi tertunda. Namun Suster Gina malah tersenyum manis.
Tau-tau, ditariknya sempak yg menutupi penisku, membuat batang kemaluanku yg sudah tinggi menjulang itu terpampang dengan bebasnya tanpa ditutupi oleh selembar benang pun.
Tak lama kemudian, batang kemaluanku mulai dilahap oleh Suster Gina. Mulutnya yg mungil itu seperti karet mampu mengulum hampir seluruh batang kemaluanku, membuatku seakan-akan terlempar ke langit ketujuh merasakan kenikmatan yg tiada duanya.
Dengan ganasnya, mulut Suster Gina menyedoti kemaluanku, seakan-akan ingin menelan habis seluruh isi kemaluanku tersebut. Tubuhku terguncang-guncang dibuatnya. Dan suster nan rupawan itu masih terus menyedot dan menghisap alat vitalku tersebut.
Belum puas di situ, Suster Gina mulai menaik-turunkan kepalanya, membuat kemaluanku hampir di telan sepenuhnya dari dalam mulutnya, tetapi kemudian ia keluarkan lagi. Begitu terus berulang-ulang dan bertambah cepat.
Gesekan-gesekan yg terjadi antara permukaan kemaluanku dengan dinding mulut Suster Gina membuatku hampir mencapai klimaks untuk kedua kalinya. Apalagi ditambah dengan permainan mulut Suster Gina yg semakin bertambah ganasnya.
Beberapa kali aku mendesah-desah. Namun sekali lagi, Suster Gina berhenti lagi sambil tersenyum. Aku hanya keheranan, menduga-duga, hal apa yang akan dilakukannya lagi.
Setelah itu aku terkejut ketika melihat Suster Gina sepertinya akan berjalan menjauhi tempat tidurku.
Tetapi seperti sedang menggoda, ia tetap menoleh ke arahku. Ia menarik ujung rok perawatnya ke atas lalu melepaskan celana dalam yg dipakainya. Melihat kedua gumpalan pantatnya yg ngak begitu besar namun membulat nafsuku menjadi meningkat dan membuatku menelan air liur.
Tidak kusangka-sangka, tiba-tiba Suster Gina naik ke atas tempat tidur dan berjongkok di atas penisku. Lalu tangannya memegang batang kemaluanku dan mengarahkannya ke lubang kemaluannya.
Setelah merasa pas, ia menurunkan pantatnya, sehingga batang kemaluanku amblas sampai ke dalam lubang kemaluannya. Mula-mula sih sedikit tersendat-sendat karena masih sempitnya vaginanya. Tapi seiring dengan cairan bening yg semakin banyak membasahi dinding lubang kemaluan tersebut, maka batang kemaluanku menjadi mudah masuk semua ke dalamnya.
Tanganku yang kosong membuka BH suster Gina, Setelah kutanggalkan BH yang dikenakannya itu, menyemburlah keluar payudaranya yg kecil dengan puting susu berwana merah jambu.
Dengan senangnya, aku meremas-remas payudaranya yang kenyal. Puting susunya pun tak ketinggalan kujamah. Suster Gina menggerinjal-gerinjal ketika jari telunjukku mencubit-cubit puting susunya yg begitu menggiurkan.
Dibarengi dengan gerakan memutar, Suster Gina menaik-turunkan pantatnya yg ramping itu di atas selangkanganku. Sehingga batang kemaluanku masuk keluar dengan nikmatnya di dalam lubang kemaluannya yg berdenyut-denyut dan bertambah basah.
Batang kemaluanku dijepit oleh dinding kemaluan Suster Gina yg terus membiarkan batang kemaluanku dengan tempo yg semakin cepat menghujam ke dalamnya. Bertambah cepat bertambah nikmat pula gesekan-gesekan yang terjadi.
Akhirnya untuk ketiga kalinya aku akan mencapai klimaks sebentar lagi. Aku sedikit khawatir kalau-kalau klimaksku itu tertunda lagi. Akan tetapi kali ini, kelihatannya Suster Gina ngak mau membuatku kecewa.
Begitu merasakan kemaluanku mulai berdenyut-denyut kencang dan expresiku berubah, buru-buru dia cabut dan mengulum lagi batang kemaluanku dengan secepat kilat seperti hentakannya yang bersetubuh denganku.
Dalam hitugan detik ketika dia baru saja beberapa kali mengulum penisku “Croot... Croot... Crot...” beberapa kali air maniku muncrat di dalam mulut Suster Gina dan sebagian jatuh ke kasur tempatku tidur.
Tampak kehausannya akan air mani yang segar, dari buah zakarku yang terus saja dia hisap hingga penisku menjadi kering seperti semula.
Setelah puas dengan hasrat kami berdua, maka kami masing-masing menggunakan kembali pakaian supaya orang lain tidak mengetahui hal ini.
Tidak ada basa-basi, sebab dia buru-buru keluar karena sudah terlalu lama di ruangan istirahatku.
Tepat seminggu kemudian, aku sudah dinyatakan sembuh dari DBD yang kuderita dan diperbolehkan pulang. Ini membuatku menyesal, merasa akan kehilangan suster yg telah memberikan kenikmatan tiada tandingannya kepadaku.
Maka, pada hari itu aku sedang sendirian di rumah dan sedang asyik-asyiknya membaca majalah LayananSex.Net yang sering aku akses di internet, sebab majalah sex ini sangat seru di baca. Apalagi dari sususan kata, pemilihan kata dan ceritanya mudah di pahami.
“Ting tong... Tok... Tok... Tok... ”Bel pintu rumahku dipencet orang.
Aku segera membuka pintu. Astaga...! Ternyata yang datang adalah seorang suster cantik yang selama ini aku idam-idamkan, Suster Gina memakai celana panjang dan baju santai. Kali ini dia memakai baju yang normal dan sopan berkunjung ke rumahku.
Sayangnya ketika dia berkunjung sedang dapat Bulan, sehingga aku juga tidak mengajaknya untuk ML di rumahku, tetapi hasil dari percakapan kami, Dia dan aku menjadi pacaran yang sampai saat ini menjalin hubungan yang sangat mesra sekali.
Kumpulan Kategory : Cerita Sex Dengan Suster, cerita sex di rumah sakit, cerita dewasa suster, cerita ngentot suster, cerita seks perawat, cerita suster sange, terbaru 2017
Cerita Sex Dengan Suster | Waktu itu aku terkena penyakit DBD. Maka pagi hari setelah bangun tidur, aku merasa pusing sekali, dan pegal-pegal di sekujur tubuh. Padahal kemarin siang, aku masih bisa mengemudikan mobilku seperti biasa, tanpa ada gangguan apa-apa.
Karena kondisi tubuhku semakin memburuk, akhirnya aku putuskan pergi ke rumah sakit terkenal di Jakarta. Ketika aku periksa darah di laboratorium klinik di rumah sakit tersebut, ternyata hasilnya trombosit-ku turun jauh menjadi hampir separuh trombosit yg normal.
Akhirnya, karena aku ngak mau menanggung resiko, sore itu juga aku terpaksa harus rawat inap alias diopname di rumah sakit tersebut.
Aku mendapat kamar di kelas 1. Itu pun satu-satunya kamar yg masih tersedia di rumah sakit tersebut. Sebab Kamar-kamar lainnya udah penuh terisi pasien, yang sebagian besar di antaranya juga menderita DBD sepertiku. Sepertinya bulan ini lagi musim DBD deh" pikirku dalam hati
Akhirnya, aku menghabiskan malam itu berbaring di rumah sakit. Perasaanku bosan sekali. Padahal aku baru beberapa jam saja di sini. Tapi untung aja, suster yang menemaniku senang sekali ngajak ngobrol. Jadi tidak terasa, tau-tau jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam.
Di samping mataku udah mengantuk, lalu aku mulai istirahat dan segera tidur. Saking nyenyaknya tidur, aku terkejut pada saat dibangunkan oleh seorang suster.
Gila...! Suster yg satu ini cantik sekali, berbeda dengan suster yang menemaniku ngobrol tadi. Apalagi tubuhnya seksi dan berisi. Awalnya aku ngak percaya kalau yg di depanku itu suster. aku sempat membaca name tag di dadanya bernama Gina.
“Mas... udah pagi, waktunya bangun” kata Suster Gina.
“Hmmmmm... dengan sedikit rasa segan akhirnya aku bangun juga sekalipun mata masih terasa berat.
“Sekarang udah tiba saatnya mandi, Mas” tambah Suster Gina
“Ouh ya. Suster, pinjamin aku handuknya dong”
“Lho, kan Mas belum boleh bangun dulu dari tempat tidur kata dokter” ucap dokter itu heran
“Jadi gimana saya mau mandi sus...?”
“Mas tenang saja di situ, biar aku yang mandiin” sambung suster yang cantik itu.
Mendengar ucapan itu, aku menjadi terheran-heran. Sebab baru pertama kali aku dengar di rumah sakit akan di mandiin oleh dokter, atau mungkin ini cuma hanya akal-akalan dia saja ya" pikirku
Setelah menutup tirai putih yg mengelilingi tempat tidurku, Suster Gina membawa baskom plastik berisi air hangat.
“Oke, sekarang Mas buka kaosnya ya” kata Suster Gina lagi sambil membantuku melepaskan kaos yg aku pakai tanpa mengganggu selang infus yang terhubung ke pergelangan tanganku.
Dengan semacam sarung tangan yg terbuat dari bahan handuk, Suster Gina mulai mengusap-ngusap tubuhku dengan air hangat yang dibawamya tadi.
Aaahh.... terasa mantap sekali menjalari tubuhku saat tangannya yg lembut memegang dadaku. Ketika tangan Suster Gina turun sedikit ke perutku, aku merasakan gerakan di selangkanganku.
Astaga...! Ternyata batang kemaluanku menegang...! Aku sudah takut aja kalau-kalau Suster Gina melihat hal ini.
Tetapi uuh... untung saja, tampaknya dia tidak mengetahui itu.
Rupanya dari sentuhan tangannya, aku mulai terangsang karena sapuan tangan Suster Gina yang sangat lembut. Beberapa menit kemudian, Akhirnya kenikmatan itu pun usai sudah. Suster Gina mengeringkan tubuhku dengan handuk.
“Nah, sekarang coba Mas buka celananya. aku mau bersihin kaki Mas, tapi pakai sempak kan...?” ucap suster Gina
“iya sih pakai, tapi aku kan malu juga Sus...”aku mencoba membantahnya.
"Gpp kok Mas. Jangan malu-malu. Aku udah biasa mandiin pasien kayak gini. Ngk cowo, ngak cewk, semuanya sama aja” balas Suster Gina.
Akhirnya dengan ditutupi hanya selembar sempak, aku melepaskan celana yang aku pakai. Ini membuat batang kemaluanku tampak semakin menonjol. Kacaunya lagi, aku melihat perubahan di wajah Suster Gina melihat tonjolan penisku itu.
Wajahku jadi memerah dibuatnya. Suster Gina juga kelihatannya tertegun menyaksikan ketegangan batang kemaluanku yang semakin lama semakin parah. Aku menjadi bertambah salah tingkah, sampai-sampai Suster Gina memberikan senyuman manisnya supaya aku tidak panik.
Mula-mula ia mengusap-ngusap bagian kakiku yang terus di lanjutkan mengusap bagian pahaku. Usapannya juga terkadang menyenggol batang kemaluanku yang otomatis aja bertambah mengeras.
Aku mulai menggerinjal-gerinjal saat Suster Gina mulai menggesek-gesekkan tangannya yg halus naik turun di sekujur batang kejantananku. Makin lama makin cepat. Sementara mataku membelalak seperti kerasukan setan.
Batang kemaluanku yg memang berukuran cukup panjang dan cukup besar diameternya masih dipermainkan Suster Gina dengan tangannya.
Akibat nafsu yg mulai menggerayangiku, tanganku menggapai-gapai ke arah dada Suster Gina. Seperti mengetahui apa maksudku, Suster Gina mendekatkan dadanya ke tanganku.
Ouuuh...! terasa nikmatnya tanganku meremas-remas payudara Suster Gina yg lembut dan kenyal itu. Memang, payudaranya berukuran kecil, tapi masih OKE dan KECANG. Dijamin bagaimanapun kecilnya, tetap saja membangkitkan nafsu birahi yang menjamahnya.
Cerita Sex Dengan Suster
Cerita Sex Dengan Suster
Sementara itu Suster Gina dengan tubuh yg sedikit bergetar karena remasan-remasan tanganku pada payudaranya, masih asyik mengocok-ngocok kemaluanku.
Sampai akhirnya aku merasakan hampir klimaks. Air maniku, yang sedikit lagi udah hampir tersembur keluar. Dengan sengaja Suster Gina menghentikan permainannya.
Aku menarik nafas, sedikit jengkel akibat klimaksku yg menjadi tertunda. Namun Suster Gina malah tersenyum manis.
Tau-tau, ditariknya sempak yg menutupi penisku, membuat batang kemaluanku yg sudah tinggi menjulang itu terpampang dengan bebasnya tanpa ditutupi oleh selembar benang pun.
Tak lama kemudian, batang kemaluanku mulai dilahap oleh Suster Gina. Mulutnya yg mungil itu seperti karet mampu mengulum hampir seluruh batang kemaluanku, membuatku seakan-akan terlempar ke langit ketujuh merasakan kenikmatan yg tiada duanya.
Dengan ganasnya, mulut Suster Gina menyedoti kemaluanku, seakan-akan ingin menelan habis seluruh isi kemaluanku tersebut. Tubuhku terguncang-guncang dibuatnya. Dan suster nan rupawan itu masih terus menyedot dan menghisap alat vitalku tersebut.
Belum puas di situ, Suster Gina mulai menaik-turunkan kepalanya, membuat kemaluanku hampir di telan sepenuhnya dari dalam mulutnya, tetapi kemudian ia keluarkan lagi. Begitu terus berulang-ulang dan bertambah cepat.
Gesekan-gesekan yg terjadi antara permukaan kemaluanku dengan dinding mulut Suster Gina membuatku hampir mencapai klimaks untuk kedua kalinya. Apalagi ditambah dengan permainan mulut Suster Gina yg semakin bertambah ganasnya.
Beberapa kali aku mendesah-desah. Namun sekali lagi, Suster Gina berhenti lagi sambil tersenyum. Aku hanya keheranan, menduga-duga, hal apa yang akan dilakukannya lagi.
Setelah itu aku terkejut ketika melihat Suster Gina sepertinya akan berjalan menjauhi tempat tidurku.
Tetapi seperti sedang menggoda, ia tetap menoleh ke arahku. Ia menarik ujung rok perawatnya ke atas lalu melepaskan celana dalam yg dipakainya. Melihat kedua gumpalan pantatnya yg ngak begitu besar namun membulat nafsuku menjadi meningkat dan membuatku menelan air liur.
Tidak kusangka-sangka, tiba-tiba Suster Gina naik ke atas tempat tidur dan berjongkok di atas penisku. Lalu tangannya memegang batang kemaluanku dan mengarahkannya ke lubang kemaluannya.
Setelah merasa pas, ia menurunkan pantatnya, sehingga batang kemaluanku amblas sampai ke dalam lubang kemaluannya. Mula-mula sih sedikit tersendat-sendat karena masih sempitnya vaginanya. Tapi seiring dengan cairan bening yg semakin banyak membasahi dinding lubang kemaluan tersebut, maka batang kemaluanku menjadi mudah masuk semua ke dalamnya.
Tanganku yang kosong membuka BH suster Gina, Setelah kutanggalkan BH yang dikenakannya itu, menyemburlah keluar payudaranya yg kecil dengan puting susu berwana merah jambu.
Dengan senangnya, aku meremas-remas payudaranya yang kenyal. Puting susunya pun tak ketinggalan kujamah. Suster Gina menggerinjal-gerinjal ketika jari telunjukku mencubit-cubit puting susunya yg begitu menggiurkan.
Dibarengi dengan gerakan memutar, Suster Gina menaik-turunkan pantatnya yg ramping itu di atas selangkanganku. Sehingga batang kemaluanku masuk keluar dengan nikmatnya di dalam lubang kemaluannya yg berdenyut-denyut dan bertambah basah.
Batang kemaluanku dijepit oleh dinding kemaluan Suster Gina yg terus membiarkan batang kemaluanku dengan tempo yg semakin cepat menghujam ke dalamnya. Bertambah cepat bertambah nikmat pula gesekan-gesekan yang terjadi.
Akhirnya untuk ketiga kalinya aku akan mencapai klimaks sebentar lagi. Aku sedikit khawatir kalau-kalau klimaksku itu tertunda lagi. Akan tetapi kali ini, kelihatannya Suster Gina ngak mau membuatku kecewa.
Begitu merasakan kemaluanku mulai berdenyut-denyut kencang dan expresiku berubah, buru-buru dia cabut dan mengulum lagi batang kemaluanku dengan secepat kilat seperti hentakannya yang bersetubuh denganku.
Dalam hitugan detik ketika dia baru saja beberapa kali mengulum penisku “Croot... Croot... Crot...” beberapa kali air maniku muncrat di dalam mulut Suster Gina dan sebagian jatuh ke kasur tempatku tidur.
Tampak kehausannya akan air mani yang segar, dari buah zakarku yang terus saja dia hisap hingga penisku menjadi kering seperti semula.
Setelah puas dengan hasrat kami berdua, maka kami masing-masing menggunakan kembali pakaian supaya orang lain tidak mengetahui hal ini.
Tidak ada basa-basi, sebab dia buru-buru keluar karena sudah terlalu lama di ruangan istirahatku.
Tepat seminggu kemudian, aku sudah dinyatakan sembuh dari DBD yang kuderita dan diperbolehkan pulang. Ini membuatku menyesal, merasa akan kehilangan suster yg telah memberikan kenikmatan tiada tandingannya kepadaku.
Maka, pada hari itu aku sedang sendirian di rumah dan sedang asyik-asyiknya membaca majalah LayananSex.Net yang sering aku akses di internet, sebab majalah sex ini sangat seru di baca. Apalagi dari sususan kata, pemilihan kata dan ceritanya mudah di pahami.
“Ting tong... Tok... Tok... Tok... ”Bel pintu rumahku dipencet orang.
Aku segera membuka pintu. Astaga...! Ternyata yang datang adalah seorang suster cantik yang selama ini aku idam-idamkan, Suster Gina memakai celana panjang dan baju santai. Kali ini dia memakai baju yang normal dan sopan berkunjung ke rumahku.
Sayangnya ketika dia berkunjung sedang dapat Bulan, sehingga aku juga tidak mengajaknya untuk ML di rumahku, tetapi hasil dari percakapan kami, Dia dan aku menjadi pacaran yang sampai saat ini menjalin hubungan yang sangat mesra sekali.
Baca juga kumpulan cerita sex dengan suster lainnya untuk hiburan berkhayal bagi para pencinta cerita sex paling terupdate.
Kumpulan Kategory : Cerita Sex Dengan Suster, cerita sex di rumah sakit, cerita dewasa suster, cerita ngentot suster, cerita seks perawat, cerita suster sange, terbaru 2017
No comments: